16 Mei 2015

Peringatan Hari Komunikasi Sedunia ke-49

PERINGATAN HARI KOMUNIKASI SEDUNIA KE-49
MENGKOMUNIKASIKAN KELUARGA: TEMPAT ISTIMEWA PERJUMPAAN KARUNIA KASIH
Pada peringatan hari komunikasi sedunia, Gereja secara khusus mengajak untuk mengoptimalkan peran keluarga sebagai dasar komunikasi yang baik. Tepatnya pada Minggu Paskah VII tanggal 17 Mei 2015, Seminari Tinggi St Paulus menyelenggarakan Misa untuk memperingati hari komunikasi yang dipimpin oleh Rm. St Eko Riyadi, Pr. Misa yang bertempat di kapel Paulus terasa spesial, karena menggunakan bahasa Inggris dan diikuti oleh semua frater serta umat.
Misa yang berbahasa inggris menjadi unik karena membuat umat harus konsentrasi dan penuh hikmat dalam mengikuti rangkaian misa. Memang tidak semua paham, kendati sudah disediakan panduan misa berbahasa inggris. Hal yang terpenting dari sebuah komunikasi adalah adanya pemahaman yang baik. Komunikasi akan dapat dipahami ketika lawan dan pembicara menggunakan bahasa yang sama-sama dipahami. Misa dalam bahasa inggris ini bertujuan memperkenalkan kepada umat bahwa ekaristi dapat dikemas dalam berbagai bahasa.
Pada khotbah yang dibawakan oleh Rm. St Eko Riyadi, Pr,  menekankan tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga. Keluarga adalah tempat pertama bagi setiap pribadi untuk  bertumbuh dalam berkomunikasi. Sejak di dalam kandungan kita telah memulai untuk berkomunikasi. Ibu dan keluarga adalah mereka yang menjadi perjumpaan awal kita dalam mengenal diri dan dunia ini. Keluargalah yang mengajarkan kepada kita semua, bagaimana mengungkapkan diri dan berelasi dengan sesama. Di dalam keluarga termuat pula dimensi rohani komunikasi, yakni bagaimana kasih Allah dikomunikasikan dalam keluarga entah dalam  bentuk doa, nasihat orang tua kepada anak dan cinta kasih.
Ketika keluar  beranjak dari rumah, maka akan menemui berbagai macam pribadi. Baik itu mereka yang mempunyai sifat baik maupun yang kurang baik. Kita dihadapkan untuk berkomunikasi secara baik dan memberikan kasih. Dewasa ini gosip, pemutarbalikan fakta, kriminalisasi, dan entah bagaimana bahasa kerap kali disalah gunakan untuk menjatuhkan dan mencelakkan orang lain. Media sosial menjadi sarana populer untuk berbagi kasih. Bukan hanya untuk sekadar eksis, tetapi bagaimana kita bisa menyapa dan memberikan kasih kepada mereka.
Maka dari itu, pada peringatan hari komunikasi sedunia ini kita didorong menumbuhkan semangat kasih dan berkomunikasi yang baik. Kita dapat memulai dari lingkup keluarga. Keluarga adalah tempat istimewa sebagai perjumpaan kasih yang membentuk pribadi penuh kasih untuk menjadi terang dan garam dunia.
            Akhirnya kita didorong menghidupi Sabda Tuhan hari ini yakni Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita (Yoh 4: 11-12). Marilah kita semua mengkomunikasikan kasih Allah kepada dunia ini. Karena kasih adalah bahasa komunikasi untuk berjumpa dengan sesama dan Allah. (Fr. Yohanes Dwi Andri Ristanto).


Posted on by Unknown | No comments

11 Mei 2015

Anjangsana ke Seminari Menengah Mertoyudan St. Petrus Canisius



Anjangsana ke Seminari Menengah Mertoyudan St. Petrus Canisius
Seusai rekoleksi bulanan yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 Mei 2015 dengan tema “Maria Bunda Evangelisasi Gereja”, komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan memiliki kegiatan spesial. Kegiatan tersebut adalah anjangsana ke Seminari Menengah Mertoyudan yang dilaksanakan pada hari Minggu 10 Mei 2015.  Anjangsana terasa spesial karena dapat menghela nafas sejenak dari segala kesibukan kuliah dan dinamika asrama. Anjangsana selalu diisi dengan aksi panggilan dan pertandingan persahabatan.
Seusai makan siang semua berkumpul di Ruang piket untuk bersiap berangkat. Semua frater dengan penuh semangat sudah membawa barang bawaan seperti sepatu bola, raket, seragam, banner, potus,  bahkan membawa drum untuk memeriahkan pertandingan. Akan tetapi hal yang terjadi adalah banyak para frater mulai bersungut-sungut dan panas hatinya. Hal ini dikarenakan bus Ramayana yang hendak membawa para frater ke Mertoyudan tak kunjung datang. Jadwal keberangkatanpun menjadi molor kurang lebih 1 ½ jam. Namun, semuanya itu dapat ternetralisir dengan dinginnya ac bus sehingga melegakan hati para frater yang telah tidak sabar untuk bertanding.
Sesampainya di Mertoyudan semua frater langsung bersiap pada posisinya masing-masing. Ada yang mengambil peran sebagai kiper yakni Rm Wondo, striker, bek,  pemain bulu tangkis, pingpong, volley, basketball serta dimeriahkan dengan kelompok aerobik. Tak kalah seru juga dengan para frater yang kebetulan tidak bisa berolahraga, memilih untuk menjadi suporter yang mengumandangkan aura semangat di tepi lapangan.
Senja telah kembali ke peraduan, dan peluit pertandingan telah berbunyi pertanda seluruh pertandingan telah usai. Para frater dan seminaris pun berkumpul di aula untuk berdinamika bersama. Ramah tamah dan pembagian doorprice yakni berupa kaos dan gelang semakin menambah gegap gempita kebahagiaan. Acara anjangsana ditutup dengan foto bersama. Anjangsana ini bukan hanya sekadar pertandingan persahabatan. Akan tetapi, membangun persaudaraan dengan sesama rekan sepanggilan. Harapannya para seminari dapat diteguhkan dengan kehadiran para frater. Disamping itu pula para frater diharapkan dapat menjadi kakak yang mampu mengayomi dan bersahabat dengan para seminaris.
Akhirnya para frater pulang ke Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan dengan segala kekalahan dari pertandingan, tetapi membawa kegembiraan karena bisa bersahabat dan akrab dengan sesama rekan sepanggilan.  (Fr.  Yohanes Dwi Andri Ristanto).
Posted on by Unknown | No comments

6 Feb 2015

REKREASI FRATER

REKREASI FRATER SEMINARI TINGGI St. PAULUS YOGYAKARTA

Kamis (29/1/15) Para frater dan beberapa staff Seminari Tinggi St. Paulus Yogyakarta mengadakan acara angkatan. Acara ini dikemas dalam bentuk rekreasi angkatan.
Tingkat I berekreasi sambil belajar teknik-tips mengajar siswa SD-SMP-SMA di Skolastikat SCJ Jl. Kaliurang Km 7,5 Kentungan Yogyakarta.
Tingkat II berekreasi di Pantai Pok Tunggal Wonosari.
Tingkat III berekreasi di Gunung Api Purba Nglanggeran.
Tingkat IV berekreasi di Air Terjun Sri Gethuk Wonosari.
Tingkat V berekreasi di Kompleks Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan (masak bersama).
Tingkat VI berekreasi di Happy Puppy Karaoke.

Bersukacita dan bergembira dalam panggilan!
(Fr. Graha L.)

23 Mar 2014

Kita Satu Keluarga


Minggu, 16 Maret 2014 paguyuban UNIO Kecil Keuskupan Agung Semarang (UCIL KAS) melakukan inisiasi kepada 10 frater KAS yang sekarang tingkat I. Inisiasi tahun ini dilaksanakan di Pantai Parangtritis dengan tema “DUC IN ALTUM”. Inisiasi dirangkai dalam tiga acara besar, pertama berdandan seheboh mungkin dengan bahan koran, kedua adalah mencari tanda tangan sebanyak-banyaknya dari pengunjung di pantai, ketiga tampilan. Pada bagian akhir inisiasi sebagai simbol penerimaan sebagai anggota UCIL KAS dilakukan pengucuran air oleh para romo dan anggota UCIL KAS yang lain. Satu lagi yang kami lakukan setelah penerimaan anggota baru adalah kami minum Brotowali dilanjutkan Beras Kencur bersama-sama sebagai simbol suka-duka, pahit-manis kehidupan di Seminari kita rasakan bersama sebagai sebuah keluarga.

Kita adalah satu, satu keluarga dalam keluarga UCIL KAS. Acara dilanjutkan dengan rekreasi bersama anggota UCIL KAS dan diakhiri dengan ziarah ke candi Ganjuran. Profisiat untuk teman-teman tingkat I yang sudah resmi bergabung di UCIL KAS, mari kita DUC IN ALTUM bersama untuk melayani DIA yang telah memanggil kita (Adventa).


“Agnes Mo apa?”

Saya tergelitik dengan sebuah berita online tentang Agnes Monica yang ditinggalkan banyak penontonnya ketika tampil di Java Jazz 2014. Saya memang tidak datang di konser itu, jadi yang saya lakukan adalah mencoba menebak – nebak, kira – kira kenapa ya?

Soal suara, saya rasa kualitas suaranya bagus. Bukan karena saya dia salah satu penyanyi yang saya sukai tapi memang kualitas suaranya sangat memadai untuk disebut sebagai penyanyi professional. Salah satu komentar dari pembaca berita online ini menganganggap bahwa genre suara Agnes bukan jazz, jadi seperti memaksakan diri ketika tampil. Namun bagaimana dengan JKT48 yang juga perform di acara itu, genre mereka justru lebih jauh dari jazz. Pakaian yang dipakai dianggap lebih “normal” daripada pakaian yang akhir–akhir ini menjadi pilihannya. Musik yang mengiringinya pun saya yakin tidak dibuat asal-asalan.
Mencari tahu bagaimana performance Agnes Monika saat itu tanpa ada yang bisa ditanya, seperti berada di ruang ujian, kebingungan menjawab soal ujian sementara semua patuh dengan peraturan dilarang mencontek, akhirnya hanya bisa cap cip cup kembang kuncup. Selanjutnya adalah mencoba menempatkan diri pada sisi Agnes Monica dan sisi penonton.

Sebagai seorang penyanyi professional, Agnes Monika tentu akan menampilkan penampilan terbaik. Karena ini adalah event jazz, maka dia tidak akan melakukan gerakan jungkat–jungkit seperti ketika menyanyikan “Tak Ada Logika” atau bergoyang seksi seperti ketika dia menyanyikan “ coke the bottle” yang katanya menembus Top 40 di Amerika. Agnes berusaha menemukan soul jazz dalam penampilannya. Total? Itu pasti! Keluar dari trade marknya membuat sebagian penonton suka dan sebagian sekedar mau tahu saja (kelompok ini yang saya prediksi memilih keluar).

Dari sisi penonton, mereka mempunyai ekspektasi yang tinggi dengan penampilan Agnes Monica, karena beritanya sudah pada tahapan go international. Kemudian yang dilihat adalah Agnes dalam kualitas dan bentuk yang sama, yang berbeda hanyalah namanya tanpa Nica yaitu Agnes Mo. Nah Mo ini kemudian menjadi “ Agnes Mo nyanyi ngejazz !” ya Cuma mau nge-jazz saja, semacam bertanya “Mo kemana?”
Yapp, pada akhirnya semua hanyalah perkiraan saya. Tapi kalau dipikir-pikir, tidak ada salahnya kok mencoba sesuatu yang baru atau mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap suatu hal. Boleh kok tiba-tiba kita memakai baju polkadot padahal biasanya rapi ala pegawai kantoran atau mempunyai ekspektasi mendapat IP 4 padahal otak sempit dan mudah lupa (itu mah saya yang tidak tahu diri hehehe). Cuma yang harus disadari bahwa setiap orang mempunyai zonanya masing–masing. Kita harus tahu sejauh mana zona kita bisa melebar atau menyempit sehingga kita tidak perlu gusar ketika apa yang kita coba atau ekspektasikan jauh dari perkiraan. Repot ya? Ya sudahlah yang penting #akurapopo (Christian)


5 Maret 2014

13 Mar 2014

Gerakan Cinta Alam… Kurangi Tissue Please!!!

Gerakan cinta alam sedang digalakkan di berbagai tempat di belahan bumi ini. Ada banyak gerakan yang sudah tercipta, mulai dari usaha menanam di berbagai tempat, sampai dengan usaha membuat lubang-lubang penyerapan. Kata-kata keluar mengecam pembabatan hutan di berbagai belahan bumi. Namun, sadarkah kita bahwa kita pun bisa bertindak lebih dari sekedar kata-kata.
Sebuah tulisan mengatakan, “Pemanasan global adalah meningkatnya suhu dipermukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global akan berpengaruh terhadap perubahan iklim yang dapat menyebabkan banjir dan erosi. Ada satu contoh penyebab pemanasan global yang belum kita sadari yaitu tisssue”.
Tema mengenai tissu sebagai penyebab pemanasan global ini tidak terlalu kentara, tetapi menjadi besar. Maka, rasanya sekarang sudah waktunya untuk merenungkan:

-   Bagaimana rasanya saat sebuah pohon haruse ditebang gara-gara ingus yang kita usap dengan tissu? Sayang…. Tissu bekas ingus tak bisa dipakai ulang.

-   Bagaimana rasanya saat sebuah pohon harus ditebang hanya gara-gara keringat di kening kita? Lagi-lagi tissu bekas usapan keringat pun tak bisa dipakai ulang.

-   Rupanya pohon-pohon yang dipotong itu, hanya sekali pakai, lalu dibuang di tempat sampah dan menjadi kotoran yang tak mudah pula dicerna bumi.

-   Andaikan saja, pohon itu tetap berdiri, mungkin ada lebih dari 10 orang yang menghirup udara segar darinya…

Alternatif kuno….

Dulu, simbah saya menggunakan sapu tangan yang bisa dipakai berulang-ulang tanpa harus selalu membeli yang baru. Satu sapu tangan multifungsi dan bisa dipakai dalam kurun yang lama.

Semoga saja kita tahu bahwa memang sudah saatnya untuk menghemat energi bumi. Dengannya kita diingatkan bahwa memang sudah saatnya kita kembali berpikir dan memilih, tissu atau sapu tangan (bisa juga lap meja, handuk untuk di WC, atau pun handuk untuk muka pengganti tissu muka). Masih ada mimpi untuk alam ini (Fr. Joko L).