23 Mar 2014

Kita Satu Keluarga


Minggu, 16 Maret 2014 paguyuban UNIO Kecil Keuskupan Agung Semarang (UCIL KAS) melakukan inisiasi kepada 10 frater KAS yang sekarang tingkat I. Inisiasi tahun ini dilaksanakan di Pantai Parangtritis dengan tema “DUC IN ALTUM”. Inisiasi dirangkai dalam tiga acara besar, pertama berdandan seheboh mungkin dengan bahan koran, kedua adalah mencari tanda tangan sebanyak-banyaknya dari pengunjung di pantai, ketiga tampilan. Pada bagian akhir inisiasi sebagai simbol penerimaan sebagai anggota UCIL KAS dilakukan pengucuran air oleh para romo dan anggota UCIL KAS yang lain. Satu lagi yang kami lakukan setelah penerimaan anggota baru adalah kami minum Brotowali dilanjutkan Beras Kencur bersama-sama sebagai simbol suka-duka, pahit-manis kehidupan di Seminari kita rasakan bersama sebagai sebuah keluarga.

Kita adalah satu, satu keluarga dalam keluarga UCIL KAS. Acara dilanjutkan dengan rekreasi bersama anggota UCIL KAS dan diakhiri dengan ziarah ke candi Ganjuran. Profisiat untuk teman-teman tingkat I yang sudah resmi bergabung di UCIL KAS, mari kita DUC IN ALTUM bersama untuk melayani DIA yang telah memanggil kita (Adventa).


“Agnes Mo apa?”

Saya tergelitik dengan sebuah berita online tentang Agnes Monica yang ditinggalkan banyak penontonnya ketika tampil di Java Jazz 2014. Saya memang tidak datang di konser itu, jadi yang saya lakukan adalah mencoba menebak – nebak, kira – kira kenapa ya?

Soal suara, saya rasa kualitas suaranya bagus. Bukan karena saya dia salah satu penyanyi yang saya sukai tapi memang kualitas suaranya sangat memadai untuk disebut sebagai penyanyi professional. Salah satu komentar dari pembaca berita online ini menganganggap bahwa genre suara Agnes bukan jazz, jadi seperti memaksakan diri ketika tampil. Namun bagaimana dengan JKT48 yang juga perform di acara itu, genre mereka justru lebih jauh dari jazz. Pakaian yang dipakai dianggap lebih “normal” daripada pakaian yang akhir–akhir ini menjadi pilihannya. Musik yang mengiringinya pun saya yakin tidak dibuat asal-asalan.
Mencari tahu bagaimana performance Agnes Monika saat itu tanpa ada yang bisa ditanya, seperti berada di ruang ujian, kebingungan menjawab soal ujian sementara semua patuh dengan peraturan dilarang mencontek, akhirnya hanya bisa cap cip cup kembang kuncup. Selanjutnya adalah mencoba menempatkan diri pada sisi Agnes Monica dan sisi penonton.

Sebagai seorang penyanyi professional, Agnes Monika tentu akan menampilkan penampilan terbaik. Karena ini adalah event jazz, maka dia tidak akan melakukan gerakan jungkat–jungkit seperti ketika menyanyikan “Tak Ada Logika” atau bergoyang seksi seperti ketika dia menyanyikan “ coke the bottle” yang katanya menembus Top 40 di Amerika. Agnes berusaha menemukan soul jazz dalam penampilannya. Total? Itu pasti! Keluar dari trade marknya membuat sebagian penonton suka dan sebagian sekedar mau tahu saja (kelompok ini yang saya prediksi memilih keluar).

Dari sisi penonton, mereka mempunyai ekspektasi yang tinggi dengan penampilan Agnes Monica, karena beritanya sudah pada tahapan go international. Kemudian yang dilihat adalah Agnes dalam kualitas dan bentuk yang sama, yang berbeda hanyalah namanya tanpa Nica yaitu Agnes Mo. Nah Mo ini kemudian menjadi “ Agnes Mo nyanyi ngejazz !” ya Cuma mau nge-jazz saja, semacam bertanya “Mo kemana?”
Yapp, pada akhirnya semua hanyalah perkiraan saya. Tapi kalau dipikir-pikir, tidak ada salahnya kok mencoba sesuatu yang baru atau mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap suatu hal. Boleh kok tiba-tiba kita memakai baju polkadot padahal biasanya rapi ala pegawai kantoran atau mempunyai ekspektasi mendapat IP 4 padahal otak sempit dan mudah lupa (itu mah saya yang tidak tahu diri hehehe). Cuma yang harus disadari bahwa setiap orang mempunyai zonanya masing–masing. Kita harus tahu sejauh mana zona kita bisa melebar atau menyempit sehingga kita tidak perlu gusar ketika apa yang kita coba atau ekspektasikan jauh dari perkiraan. Repot ya? Ya sudahlah yang penting #akurapopo (Christian)


5 Maret 2014

13 Mar 2014

Gerakan Cinta Alam… Kurangi Tissue Please!!!

Gerakan cinta alam sedang digalakkan di berbagai tempat di belahan bumi ini. Ada banyak gerakan yang sudah tercipta, mulai dari usaha menanam di berbagai tempat, sampai dengan usaha membuat lubang-lubang penyerapan. Kata-kata keluar mengecam pembabatan hutan di berbagai belahan bumi. Namun, sadarkah kita bahwa kita pun bisa bertindak lebih dari sekedar kata-kata.
Sebuah tulisan mengatakan, “Pemanasan global adalah meningkatnya suhu dipermukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global akan berpengaruh terhadap perubahan iklim yang dapat menyebabkan banjir dan erosi. Ada satu contoh penyebab pemanasan global yang belum kita sadari yaitu tisssue”.
Tema mengenai tissu sebagai penyebab pemanasan global ini tidak terlalu kentara, tetapi menjadi besar. Maka, rasanya sekarang sudah waktunya untuk merenungkan:

-   Bagaimana rasanya saat sebuah pohon haruse ditebang gara-gara ingus yang kita usap dengan tissu? Sayang…. Tissu bekas ingus tak bisa dipakai ulang.

-   Bagaimana rasanya saat sebuah pohon harus ditebang hanya gara-gara keringat di kening kita? Lagi-lagi tissu bekas usapan keringat pun tak bisa dipakai ulang.

-   Rupanya pohon-pohon yang dipotong itu, hanya sekali pakai, lalu dibuang di tempat sampah dan menjadi kotoran yang tak mudah pula dicerna bumi.

-   Andaikan saja, pohon itu tetap berdiri, mungkin ada lebih dari 10 orang yang menghirup udara segar darinya…

Alternatif kuno….

Dulu, simbah saya menggunakan sapu tangan yang bisa dipakai berulang-ulang tanpa harus selalu membeli yang baru. Satu sapu tangan multifungsi dan bisa dipakai dalam kurun yang lama.

Semoga saja kita tahu bahwa memang sudah saatnya untuk menghemat energi bumi. Dengannya kita diingatkan bahwa memang sudah saatnya kita kembali berpikir dan memilih, tissu atau sapu tangan (bisa juga lap meja, handuk untuk di WC, atau pun handuk untuk muka pengganti tissu muka). Masih ada mimpi untuk alam ini (Fr. Joko L). 




6 Mar 2014

Harmony Of Love


Pada hari Minggu 23 Feburari 2014, pukul 17.00 WIB di Gereja Santo Yohanes Rasul Pringwulung, diadakanlah Ekaristi Kaum Muda (EKM). Ekaristi yang “dikususkan” bagi kaum muda ini semakin terasa istimewa karena petugas kor, lector, tata laksana diisi oleh kaum muda yang tergabung dalam Organisasi Pelajar Katolik (OPK) Yogyakarta. OPK yang yang terlibat terdiri dari Forum Kontak Pelajar Katolik (FKPK) dan Bina Komunitas Pelajar Katolik (B-Kompelk).
Tema yang diangkat dalam EKM ini adalah “Harmony of Love” karena masih berdekatan dengan suasana Valentine. Dengan jumlah petugas sekitar 80 anak, EKM dapat berjalan dengan meriah bahkan jumlah umat membludak. Misa ini  dipimpin oleh para eks pendamping FKPK dan B-Kompelk, yaitu: Rm. Bonifasius,Pr. Rm. Subyantara, Pr. Rm. Agus Merdi, Pr. Rm. Yudho, Pr dan didampingi Diakon Bayu Edvra.
EKM menjadi semakin hidup dengan tambahan renungan dari OPK melalui visualisasi yang mengajak umat untuk merenungkan pentingnya sikap mengasihi, terutama kepada mereka yang memusuhi, membenci dan merugikan. Kasih tidak tertutup hanya diungkapkan antar pasangan melainkan lebih luas lagi, yaitu kepada sesama. Hal inilah yang tercermin dalam kerja sama dan semangat persaudaraan, yang ditampilkan oleh para anggota OPK Yogyakarta kali ini.
Umat yang datang dalam EKM ini didominasi oleh kaum muda, siswa-siswi dari berbagai SMA di Yogyakarta. Beberapa alumni tampak hadir dan memberikan apresiasi pada adik-adiknya : “Seru. Keren. Temen-temen FKPK dan B-Kompelk keren banget. Gak nyangka mereka bisa ngadain acara kayak gini”, kata seorang umat, alumnus dari SMA Negeri. Ada juga siswa yang terinspirasi untuk bergabung, “Oh, ternyata ada organisasi pelajar kayak beginian ya. Tahu gitu, aku mau ikut FKPK aja lah besog”, kata seorang anak SMA Stece 1 yang bertugas koor.
EKM ini juga bertujuan untuk memperkenalkan Organisasi Pelajar Katolik di Yogyakarta yang sudah ada selama ini. Dengan adanya EKM, diharapkan para pelajar SMA beragama Katolik yang belum tahu adanya organisasi pelajar tersebut, nantinya dapat ikut serta dalam gerak hidup organisasi pelajar itu, entah ikut FKPK atau B-Kompelk. FKPK adalah organisasi khusus untuk para pelajar katolik dari SMA Swasta di Yogyakarta selama ini anggotanya berasal dari SMA Stece 1 dan 2 serta De Britto. Sedangkan, B-Kompelk adalah organisasi khusus para pelajar katolik dari berbagai SMA Negeri di Yogyakarta.

5 Mar 2014

PASTORAL MEMASAK

Fr. Cahyo bersama dengan Sr. Chantal sedang mempersiap makan siang untuk para frater(Minggu-2/3).
Salah satu kegiatan baru yang dilakukan pada hari minggu selain berpastoral yaitu memasak.  Jika biasanya hari minggu itu para frater berpastoral, entah pendampingan misdinar ataupun legio dan yang lainnya. Kali ini, para frater berpastoral memasak. Para frater tingkat tiga dan empat setiap hari minggu mendapat kesempatan untuk belajar memasak bersama suster dan para karyawan dapur. Kegiatan yang dimulai pada hari Minggu (23/2) ini bertujuan supaya kelak para frater dapat memasak, terlebih ketika menjalani masa tahun pastoral.
Di setiap minggunya, para frater tingkat tiga dan empat mendapat tugas untuk mempersiapkan makan siang dan makan malam. Empat frater bertugas mempersiapkan makan siang, empat frater bertugas mempersiapkan makan malam. Bagi para frater yang mendapat tugas mempersiapkan makan siang, mereka terlebih dulu belanja di pasar Colombo.
“Saya bersyukur ada kegiatan memasak ini. Selain dapat belajar memasak, saya juga dapat menyalurkan hobi,” terang salah seorang frater.
“Memasak, bukanlah keahlian saya. Saya hanya bantu goreng-goreng tahu dan saya tahu bahwa mempersiapkan makan untuk jumlah yang besar itu sangat tidak mudah,” ungkap seorang frater seusai mempersiapakan makan siang.
Untuk setiap minggunya, para frater dapat menikmati santapan dari masakan mereka dan rasanya pun dijamin pasti enak. Semoga para frater tidak asing dengan memasak, paling tidak sebagai bekal pastoral kelak.

PD Karismatik St. Michael Galang Dana


Hanya Tuhanlah yang layak untuk dipuji…Hanya Tuhanlah yang layak untuk dipuji….

Dendang lagu yang dinyanyikan oleh Paulo Divo (PS Seminari Tinggi Kentungan) turut menyemarakan acara penggalangan dana yang diadakan oleh PD Karismatik Eksekutif dan Pengusaha Katolik St. Michael Yogyakarta.
Minggu (3/3), Persekutuan Doa Karismatik Eksekutif dan Pengusaha Katolik St. Michael Yogyakarta mengadakan acara penggalangan dana di Grand Pasific Hall, Jl. Magelang km. 4,5.  Dalam acara tersebut, PD Karismatik Eksekutif dan Pengusaha Katolik St. Michael secara langsung memberikan sumbangan, yang pertama kepada Seminari TOR Sanjaya Jangli Semarang, kedua kepada Keuskupan Agats Papua, dan ketiga kepada Tim Pembangunan dan Renovasi Gua Maria Sendang Sono Kulon Progo. 
Acara yang dimulai pada pukul 17.30 ini, selain dihadiri oleh para anggota PD Karismatik Eksekutif dan Pengusaha Katolik St. Michael juga dihadiri oleh Mgr. Johannes Pujasumarta, Mgr. Blasius Pujaraharja, Bpk. Purnomo Yusgiantoro, Rm. M. Djoko Setya Prakosa Pr, Rm. Ariawan Pr, dan para frater Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta.

Acara ini didahului dengan doa karismatik bersama yang dimeriahkan oleh Hossana Voice dari Semarang. Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan beberapa sambutan, doorprize dan tampilan-tampilan. Bapak Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan RI sekaligus pembina dari Tim Pembangunan dan Renovasi Gua Maria Sendang Sono mengatakan bahwa Gua Maria Sendang Sono ini akan menjadi Lourdes-nya Indonesia, jadi kita tidak perlu ziarah lagi jauh-jauh ke Lourdes di Perancis. Bapak Menteri juga menyampaikan titipan pesan dari Sri Sultan HB X: semoga setelah pembangunan selesai, perlu juga dipikirkan untuk pembangunan ekonomi rakyat di sekitar gua maria tersebut.

Para Frater  Seminari Tinggi yang tergabung dalam kelompok Paduan Suara Paulo Divo dan kelompok musik Paulus Musicus Alternativus mengisi tampilan dengan menyanyikan tiga buah lagu: Semesta Bernyanyi, Ndherek Gusti dan Amigos Para Siempre.  Acara ini juga dimeriahkan oleh Java Band dan bintang tamu Marie and Anthony dari Surabaya. PD Karismatik Eksekutif dan Pengusaha Katolik St. Michael juga membagi-bagikan dorprize dan mengajak para tamu untuk bergabung dalam PD Karismatik tersebut.  Acara yang diselenggarakan oleh PD Karismatik Eksekutif dan Pengusaha Katolik St. Michael ini berlangsung dengan sangat meriah dan berakhir pada pukul 21.30.